Ik Ben Een Republikein: Memoar R. Soewardjo Tirtosoepono, Guru Jenderal Soedirman

Di antara deretan nama pahlawan perintis kemerdekaan, terselip satu sosok yang jarang diketahui: Soewardjo Tirtosoepono. Sempat menempuh pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda, Soewardjo justru mengambil sikap mengejutkan hanya beberapa minggu sebelum dilantik sebagai perwira Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL). Di hadapan petinggi militer Belanda, dia secara tegas menyatakan diri sebagai republikan pendukung kemerdekaan Indonesia. Sikap itu membawanya ke sel penjara akademi dan mengakhiri karier militernya sebelum sempat dimulai.

Tak lagi terikat seragam militer, Soewardjo malang melintang di berbagai organisasi pergerakan, dari Perhimpunan Indonesia di Belanda hingga Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Namun, warisan terbesarnya mungkin terukir di Cilacap, Jawa Tengah, saat dia menjadi guru bagi murid bernama Soedirman. Di bawah bimbingannya, remaja Soedirman belajar strategi perang serta keterampilan berkuda dan anggar. Soewardjo tanpa sadar telah menempa calon panglima besar yang kelak memimpin perang gerilya paling menentukan dalam sejarah Indonesia.

Perjuangan Soewardjo terus berlanjut dalam senyap, salah satunya dengan menjalankan misi rahasia atas restu Sukarno untuk meyakinkan parlemen Belanda agar menerima kemerdekaan Indonesia. Setelah kedaulatan Republik Indonesia tercapai, Soewardjo memilih jalan yang lebih sunyi: mengabdi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk mendidik para guru Pendidikan Luar Biasa.

Ik Ben Een Republikein mengungkap kisah perjuangan seorang patriot yang namanya tak banyak dikenal, tetapi jejaknya terpatri abadi dalam sejarah Indonesia.