Linda Christanty

Angin tibatiba bertiup kencang lewat jendela. Tubuhnya menggigil. Ia melihat Maria Pinto mengarungi langit dengan kuda terbang. Mengapa perempuan itu selalu mengikutinya ke mana pun? Maria Pinto tersenyum, mengulurkan tangannya yang putih dan halus. Bagai tersihir, Yosef menyambut jemari gadis yang menunggu. Ia merasa terbang di antara awan, melayang, melihat sebuah dunia yang terus memudar di bawahnya.
***
Reaksi pembaca sastra di Indonesia ketika Kuda Terbang Maria Pinto terbit cukup beragam dan menarik. Ada yang memuji dan menghubungkannya dengan penggalian kembali memori setelah Orde Baru berakhir, meskipun beberapa cerita dalam kumpulan ini
diterbitkan media cetak ketika Orde Baru masih kuat. Ada pula yang menilai ia karya buruk, karena salah seorang tokoh perempuan bunuh diri dan bunuh diri dianggap tindakan kaum lemah. Pengkritik menginginkan semua tokoh perempuan ditampilkan kuat dan revolusioner.
Buku Kuda Terbang Maria Pinto mendapatkan hadiah Kusala Sastra Khatulistiwa 2004 untuk kategori Prosa.
Publisher: Kepustakaan Populer Gramedia
Editors:
Cover Artists:
Genres: