Patrick Deville
Paris, Mei 1940. Pasukan Nazi menyerbu kota. Di bandara Le Bourget, dalam pesawat penerbangan terakhir, duduklah Dr Alexandre Yersin, murid brilian Louis Pasteur, yang namanya disematkan pada suatu bakteri, Yersinia pestis, karena berhasil mengenali dan menciptakan vaksin wabah bubonik. Yersin terlalu tua untuk suatu peperangan, dia memilih meninggalkan negaranya, untuk selamanya, dan menuju Saigon.
Lahir di Swiss, Yersin yang gemar bertualang, adalah sosok ilmuwan yang berdiri tegak di tengah kecamuk perang dunia, pandemi, kolonialisme, kemajuan, dan kemerosotan. Dia dihidupkan dengan penuh warna dalam novel yang memikat ini, karya Patrick Deville, yang masuk dalam jajaran “buku laris” dan tertera dalam daftar nominasi setiap penghargaan sastra utama di Prancis.
----
Pernah menjadi atase kebudayaan Prancis, Patrick Deville menjelajah ke berbagai negara dan berkesempatan tinggal di Timur Tengah, Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Patrick Aktif dalam berbagai kegiatan sastra dan menjadi direktur MEET (Pusat untuk Penulis Asing dan Penerjemah) di Saint-Nazaire, Prancis barat, pada 2001, yang kemudian melahirkan Latino America Literary Award. Patrick Devile telah menerbitkan delapan novel, termasuk Pes dan Kolera, yang masuk dalam daftar nominasi pendek untuk berbagai penghargaan sastra bergengsi di Prancis pada 2012 dan memenangkan penghargaan Prix Fnac, Prix Fémina, dan Prix des Prix.
Publisher: Kepustakaan Populer Gramedia
Editors:
Cover Artists:
Translators:
Genres: