Iksaka Banu
Di pertengahan abad ke-18, Kompeni Hindia Timur sudah melewati masa kejayaan mereka sebagai penyumbang terbesar Zaman Keemasan Negeri Belanda. Pudar karena ulah para pejabat Kompeni yang tidak memiliki cita-cita lain di tanah koloni, kecuali menumpuk harta secepat mungkin lewat korupsi atau perdagangan gelap bersama para saudagar pertikelir.
Jan Aldemaar Staalhart dan Joost Boorsveld, petugas hukum Batavia dan Ommelanden, menemukan diri mereka terseret pusaran besar arus penyelundupan budak dan opium yang melibatkan orang penting dengan kekuasaan sangat besar.
Di antara para budak selundupan itu ada Rasina, yang leluhurnya menjadi korban pembantaian massal warga Banda tahun 1621 oleh Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal Kompeni.
Sebagai pelayan rumah tangga sekaligus budak nafsu tuannya, Rasina mengetahui banyak hal yang membuat jiwanya terancam.