Marliana Kuswanti dkk
“Aku ingin sekali tinggal dalam kepalamu. Kepalamu penuh cerita. Pasti nyaman sekali di sana.”
Sutarjo merasa ngeri dengan ucapan Sutari. Dia tahu, sudah lama adiknya memendam kebencian
padanya. Terhitung sejak bapak mereka menyusul ibu mereka dua tahun lalu dan perkara warisan
menjadi ajang debat keduanya.
(Sutari di Kepala Sutarjo, Marliana Kuswanti, Juara I)
“Anda benar. Tapi, anak-anak seperti saya terlahir dengan pola pikir yang berbeda dari bocah
pada umumnya. Kami dituntut lebih dewasa dari yang seharusnya. Bukankah menjadi dewasa
bukan perihal berapa lama seseorang hidup di dunia ini?”
“Hm—”
(Interogasi, Aldi A., Juara II)
Kutahan rasa panas pada titik beban simpul jarit di pundak. Kendatipun, aku tak boleh
menganggap semua tugas sebagai beban. Menjadi seorang istri dan ibu adalah karunia. Dengan
tugas-tugas inilah maka seorang wanita termuliakan. Seberat apa pun, hatiku harus sebebal baja.
(Sebebal Baja, Rosita Amalia, Juara III)